Artikel

Cintamanik, 22 Juli 2025 — Dalam upaya mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan perekonomian masyarakat desa, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Arafah Desa Cintamanik resmi meluncurkan program budidaya ayam petelur sebagai salah satu program strategis tahun 2025.

Program ini bertujuan untuk menyediakan sumber pangan berupa telur ayam yang berkualitas, sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. Ketua Bumdes Arafah, Imam Badru Zaman mengatakan bahwa program ini merupakan bentuk implementasi dari visi desa mandiri dan berdaya saing di sektor pertanian dan peternakan.

“Kami ingin menjadikan program ini sebagai tonggak awal kemandirian pangan desa. Selain sebagai pemasok kebutuhan telur di masyarakat, program ini juga diharapkan mampu menambah Pendapatan Asli Desa (PADes),” ujar Imam.

Program budidaya ayam petelur ini memanfaatkan lahan milik desa yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal. Saat ini, sudah tersedia kandang dengan kapasitas awal 500 ekor ayam petelur, lengkap dengan sarana pendukung seperti tempat pakan, tempat minum, dan sistem sanitasi yang memadai.

Pendanaan program ini berasal dari Dana Desa Tahun Anggaran 2025 serta kontribusi modal dari hasil usaha Bumdes sebelumnya. Selain itu, Bumdes Arafah juga bekerja sama dengan para peternak lokal ayam petelur di wilayah Garut.

Kepala Desa Cintamanik, Cecep Supriyadi, turut mengapresiasi inisiatif ini. Ia berharap program ini tidak hanya berhasil secara ekonomi, tetapi juga mampu menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengelola potensi lokal.

“Harapan kami, program ini bisa berkelanjutan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya dalam menghadapi tantangan krisis pangan global,” ungkapnya.

Ke depan, Bumdes Arafah berencana memperluas skala usaha ayam petelur dan menjalin kemitraan dengan koperasi dan pasar lokal untuk memperluas distribusi hasil telur ke luar desa.

Dengan adanya program ini, Desa Cintamanik menegaskan komitmennya dalam membangun desa yang mandiri, produktif, dan sejahtera melalui pendekatan berbasis potensi lokal dan partisipasi masyarakat.